Kamis, 14 Januari 2016

DESAIN PEMBELAJARAN MENULIS BERITA METODE SIMULASI





DESAIN PEMBELAJARAN MENULIS BERITA METODE SIMULASI




Oleh :
Andang Firdiansyah  



BAB I
KONSEP

A.    Definisi
1.      Pengertian Berita
Berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta menarik minat khalayak pendengar (Menurut Paul de Massenner).  Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak (menurut Charnley dan James M. Neal).  Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup sisi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Menurut Assegaf, dalam Sumadiria 2005: 64-65).
Definisi lain yang dikatakan oleh Mitchel V. Charnley (dalam Effendy, 2000:131), Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk. Pada penulisan berita mengandung unsur- unsur 5W + 1H.
2.      Unsur-unsur Berita
Unsur yang pertama adalah what (apa), merupakan unsur berita yang menjelaskan tentang masalah atau peristiwa yang terjadi dalam sebuah berita. Misal, sebuah berita tentang perampokan maka unsur what menjelaskan tentang perampokan itu. Unsur kedua adalah,when (kapan), menguraikan waktu terjadinya sebuah peristiwa. Unsur ini menguraikan dengan detail waktu saat peristiwa itu berlangsung, baik menjelaskan pukul berapa peristiwa itu terjadi, apakah siang atau malam dan sebagainya.
Tidak kalah penting unsur yang ketiga adalah where (dimana). Unsur ini menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa yang ada pada sebuah berita. Sebuah peristiwa tidak akan menjadi berita jika tidak ada orang yang terlibat dalam peristiwa itu. Who (siapa) yang terlibat dalam peristiwa tersebut harus dapat dipaparkan dengan jelas. Pemaparan tokoh yang terlibat dalam suatu peristiwa harus jelas dan berdasarka fakta yang akurat. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penyebutan tokoh atau pelaku yang terlibat dalam sebuah peristiwa. Dalam sebuah berita unsur yang keempat ini sangatlah penting.
Kelima adalah why (kenapa). Seseorang dalam membaca sebuah berita selain ingin mengetahui peristiwa yang terjadi juga ingin mengetahui penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Berdasarkan hal tersebut sebuah berita tidak akan bisa lepas dari unsur why. Unsur ini menjelaskan sebab terjadinya sebuah peristiwa. Unsur yang terakhir atau yang keenam adalah how (bagimana) kronologis berita itu terjadi.
Unsur yang telah disebutkan diatas adalah unsur pokok dalam berita. Namun pada kenyataannya sering kali dalam sebuah berita tidak dijelaskan seluruh unsur tersebut. Ada kalanya beberapa unsur tidak dimasukan dalam berita.
3.      Langkah Penyusunan Berita
Untuk menyusun berita, perlu diikuti langkah berikut:
a.    Penemuan atau pengamatan peristiwa.
       Dalam menentukan tema atau peristiwa dalam berita yang perlu diperhatikan adalah carilah berita atau kejadian yang unik dan masih baru yang ada di sekeliling kita.
b.    Pencarian sumber berita (Narasumber).
       Artinya kita sebelum menulis berita harus menentukan orang-orang yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut.
c.    Wawancara narasumber.
Pada tahapan ini kita melakukan wawancara kepada sumber atau orang yang sudah kita tentukan sebelumya, jangan lupa unsur 5W1H disertakan ketika tanya jawab.
d.   Pencatatan hal-hal penting.
Ketika kegiatan wawancara berlagsung pencari berita setidaknya mencatat hal yang penting ketika narasumber menjawab pertanyaan.
e.    Penyusunan berita.
Sementara itu, untuk teks berita yang baik, diperlukan beberapa kriteria:
1.    Kelengkapan isi berita (mengandung apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana, dan mengapa).
2.    Keruntutan pemaparan (isi urut dan jelas sehingga mudah dipahami).
3.    Penggunaan kalimat (singkat dan jelas).
B.     Pengertian Model Pembelajaran Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Metode simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya atau proses. Metode ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan fenomena sosial untuk menguji reaksi mereka, serta memperoleh konsep keterampilan membuat keputusan. Pembelajaran simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan sebenarnya, melainkan kegiatan bersifat pura-pura. Dalam pembelajaran, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, dalam simulasi siswa diajak bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (2) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (6) menumbuhkan daya kreatif siswa, (7) memberikan motivasi belajar kepada siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Menurut Joice dan Weil dalam Winataputra (2002), model mengajar memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak intruktusional, dan pengiring. Sintaks merupakan tahapan-tahapan atau urutan kegiatan dari model itu, sedangkan sistem sosial merupakan situasi, norma, suasana yang berlaku dalam model tersebut. Prinsip reaksi adalah suatu pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana memberikan respon terhadap siswa. Sistem pendukung merupakan semua sarana dan alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan model tersebut. Dampak instruktusional merupakan hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang hendak diharapkan, dan hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar sebagai akibat tanpa pengarahan langsung dari guru disebut dengan pengiring.
a.       Sintakmatik
Ada beberapa tahap dalam unsur sintakmatik, yaitu:
1.      Tahap pengenalan atau orientasi
2.      Latihan atau practice bagi siswa
3.      Proses inti, yakni proses simulasi
4.      Pemantapan atau umpan balik mengenai konsep pembelajaran
b.      Sistem sosial
Pada saat melakukan kegiatan simulasi, pendidik harus memperhatikan situasi yang ada. Pendidik harus mampu memilih dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan dari tahap awal hingga keseluruhan dalam proses simulasi itu selesai. Keberhasilan model atau cara ini bergantung pada semua komponen pendukung kegiatan simulasi, dimulai dari pendidik sebagai pengarah dan siswa yang sebagai objek arahan.
c.       Sistem reaksi
Pendidik berperan untuk memfasilitasi siswa agar siswa mampu untuk mau dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai arahan dari guru. Pendidik memberikan kemudahan untuk siswa serta memberikan dorongan agar siswa bersemangat menjalani kegiatan.
d.      Sistem pendukung
Merupakan segala bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan pembelajaran ini. Hal ini berpengaruh juga dalam pemberian materi kepada siswa dan penerapannya ketika pembelajaran.
e.       Dampak pengiring
Merupakan luaran dari keseluruhan hasil pembelajaran yang diharapakan dapat dicapai dari kegiatan keseluruhan baik pendidik maupun siswa.
Langkah Penerapan
1.  Menyajikan dan membahas situasi.
2.  Menyiapkan materi atau bahan untuk simulasi.
3.  Proses simulasi.
4.  Mengungkapkan pengalaman ketika selesai simulasi.



BAB II
DESAIN PEMBELAJARAN MENULIS BERITA METODE SIMULASI

A.    Kaitan Model Pembelajaran Simulasi dengan Kompetensi Dasar
Sintakmatik
Pada model ini akan diterapkan empat tahap :
Pertama tahap orientasi.
1.      Guru menyiapkan materi yang berkenaan dengan kepenulisan berita.
2.      Kemudian guru mengenalkan dan menerangkan tentang model simulasi kepada siswa.
3.      Guru sedikit memberikan gambaran mengenai simulasi kepada siswa, dapat ditampilkan atau diperlihatkan dengan contoh atau model yang diberikan oleh guru.
Kedua adalah latihan atau prasimulasi.
1.      Guru memberikan teks bacaan yang berupa berita dan menunjukkan cara atau contoh dalam berwawancara, karena berkaitan dengan penulisan berita.
2.      Siswa mencari pokok berita yang tadi sudah diajarkan pada awal pertemuan (5W+1H).
3.      Guru mengarahkan kepada siswa untuk menyimpulkan apa yang sudah ditemukan tadi pada saat identifikasi.
Ketiga tahap inti atau simulasi.
1.      Siswa melakukan kegiatan simulasi dengan cara berpasang-pasangan. Salah satu bereran sebagai narasumber dan satu sebagai pewawancara. Siswa dalam berwawancara menanyakan sesuai dengan pengalaman pribadi narasumber.
2.      Setelah sesi pertama selesai kemudian bergantian pasangan dan perannya.
3.      Setelah keduanya sudah mendapatkan informasi kemudian mencatat dan menjadikannya sebuah teks berita dengan memperhatikan rambu-rambu penulisan berita.
Keempat tahap pemantapan.
1.      Setelah semuanya sudah menjadikan informasi menjadi naskah berita kemudian kedua pasangan tadi mendiskusikan hasil kerjaan dengan memperhatikan kesesuaian informasi yang didapat dengan tulisannya. Guru sebagai pendamping.
2.      Setelah semuanya selesai, guru memberikan simpulan hasil belajar siswa berdasarkan teks berita yang telah dibuat dengan cara menganalisis segala bentuk kesalahan yang ada.
3.      Guru dan siswa merefleksikan hasil belajar dihari itu.
Sistem Sosial
Guru mengkomunikasikan tentang model pembelajaran dan materi pembelajaran pada siswa. Maka dengan hal ini diharapkan siswa mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan model simulasi dengan baik dan terpadu antar siswa sesuai dengan perannya.
System Reaksi
Saat kegiatan ini, guru memberikan pengarahan mengenai keterkaitan model simulasi dengan materi pembelajaran. Sehingga pengondisian siswa perlu pada tahapan ini agar semuanya tahu peran masing-masing.
System pendukung
Ini mengisyaratkan agar guru memberikan fasilitas yang berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan, seperti sarana dan prasarana penunjang kegiatan simulasi secara langsung penulisan berita.
B.     Guru Mendiskusikan Apa yang  Akan Dibawa
Guru mengkomunikasikan tentang model pembelajaran dan materi pembelajaran pada siswa. Maka dengan hal ini diharapkan siswa mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan model simulasi dengan baik dan terpadu antar siswa sesuai dengan perannya.
Sehingga siswa mengetahui peran dan sikap apa yang perlu dilakukan oleh masing-masing individu dalam kegiatannya nanti ketika proses simulasi mulai diajarkan dan berlangsung. Hal ini perlu, karena bisa memungkinkan siswa agar lebih paham mengenai model yang dibawa guru.
C.    Dampak instruksional
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan model simulasi dan siswa sudah mampu untuk mengerjakannya secara bersama sesuai dengan intruksi dari guru, maka akan menghasilkan :
1.      Siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan baru terkait proses dalam pembelajaran.
2.      Siswa sadar akan pentingnya hidup bermasyarakat sesuai dengan perannya masing-masing.
3.      Akan timbul adanya sikap saling menghormati antar sesama.
4.      Mengetahui pentingnya hidup bersama.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

















BAB III
IMPLEMENTASI DESAIN PEMBELAJARAN “Menulis Teks Berita Secara Singkat, Padat, dan Jelas” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI

A.    Standar Kompetensi
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk  rangkuman, teks berita, slogan/poster.
B.     Kompetensi Dasar
12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
C.    Indikator
1.      Mampu mengetahui hakikat berita.
2.      Mampu mengetahui unsur-unsur pembangun berita.
3.      Mampu menyusun data  dari pokok-pokok penyusunan berita.
4.      Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.
D.    Tujuan Pembelajaran
1.         Setelah mengetahui hakikat berita siswa mampu mengetahui unsur-unsur dalam berita.
2.         Siswa mampu mengidentifikasi unsur dalam berita.
3.         Siswa mampu menyusun tulisan yang berupa teks berita berdasarkan pengalaman atau kejadian yang ada disekitar.
E.     Materi Pokok
Teks Berita dan unsur-unsur didalamnya.
F.     Sumber dan Media
1.      Sumber Pembelajaran
1.1     Buku teks bahasa Indonesia
a.       Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku 2 Untuk SMP Kelas VIII.
b.      Buku Sekolah Elektronik Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Untuk SMP Kelas VIII.
c.       Rekaman kejadian atau peristiwa penting sebagai contoh untuk melaksanakan pembelajaran.
d.      Teks berita yang dapat dijadikan contoh dalam pembelajaran menulis berita.
Contoh,
IKM Kenalkan Nomor Registrasi bagi Mahasiswa
Stadium General dalam rangka pengenalan nomor registrasi untuk mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Fakultas Ilmu Keolahragaan, Selasa (11/9) di Gedung Serbaguna FIK diikuti oleh mahasiswa semester lima dan tiga. Acara yang juga dihadiri oleh sebagian dosen yang mengajar di jurusan IKM ini mendapat apresiasi yang tinggi dari mahasiswa. Arum Siwiendrayanti salah satu dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat menjelaskan, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah sebagai pengenalan nomor registrasi bagi mahasiswa IKM agar ketika mereka lulus, mereka sudah mempunyai nomor registrasi tersebut yang dapat digunakan untuk mengambil program profesi khusus setelah lulus dari jenjang S1. “meskipun undang-undang mengenai nomor registrasi ini belum disahkan, tetapi kami mencoba mengenalkan terlebih dahulu kepada mahasiswa,” ujarnya. Acara tersebut tidak bersifat memaksa, artinya hanya sebuah anjuran kepada mahasiswa. “kegiatan ini memang sudah diagendakan oleh jurusan, dan tahun ini kali pertama, namun apabila mahasiswa masih ada kegiatan perkuliahan, kami tidak memaksa mereka untuk ikut acara ini” tambahnya. Meskipun belum ada rencana untuk mengagendakan kegiatan Stadium General mengenai perkenalan nomor registrasi dalam skala besar dengan mengikutkan seluruh mahasiswa IKM, dari pihak panitia sendiri berharap dari yang kecil seperti ini nantinya kepada para mahasiswa khususnya untuk lebih mengetahui peran mereka dibidang kesehatan masyarakat karena bagaimanapun, nantinya mereka akan langsung turun ke lapangan dan mengabdi pada masyarakat. (Sumber : Express Edisi X Tahun 2012).
2.      Media Pembelajaran
a.       Rekaman kejadian penting
b.      LCD atau TV
G.    Bahan Pembelajaran
Alat tulis sebagai media penulisan hasil oleh siswa
H.    Model Pembelajaran
1.      Model yang digunakan adalah model simulasi
2.      Metode yang digunakan adalah ceramah, inkuiri, dan tanya jawab.
I.       Pengaturan Kelas
Pengaturan ruang dapat dilihat seperti bagan di atas, yang mana posisi tempat duduk sesuai dengan biasanya dan tidak ada perubahan yang berarti. Namun ketika siswa mulai untuk melakukan simulasi dengan berwawancara maka mereka diarahkan untuk duduk saling berhadapan satu dengan yang lain sehingga lebih mempermudah dalam melaksanakan kegiatan simulasi tentang materi yang diberikan.
 
 

 



J.      Skenario Pelaksanaan
1.      Awal Pembelajaran (Alokasi waktu 10 menit)
a.       Guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar.
b.      Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kabar, menyapa siswa dan sekilas mengulas pelajaran minggu lalu.
c.       Guru menyampaikan sekilas mengenai tujuan pembelajaran.
d.      Guru menyampaikan pokok pembelajaran.
2.      Inti Pembelajaran (Alokasi waktu 2x30 menit)
a.       Eksplorasi
1.      Siswa diberikan teks berita asli dari Koran atau majalah.
2.      Siswa mendapatkan pengarahan dan penjelasan dari guru mengenai proses simulasi.
3.      Siswa menyaksikan proses simulasi secara langsung yang diberikan oleh guru sebagai contoh.
b.      Elaborasi
1.      Siswa berpasangan, kemudian siswa diarahkan guru sesuai dengan perannya masing-masing (sebagai pewawancara maupun narasumber).
2.      Siswa melakukan kegiatan simulasi.
c.       Konfirmasi
1.      Setelah semua siswa selesai melakukan wawancara dan menuliskannya dalam bentuk teks berita yang masih sederhana, kemudian guru menyilakan siswa untuk bertukar ide mengenai luaran yang dihasilkan.
2.      Guru sebagai pendamping mengontrol siswa bekerja.
3.      Penutup (Alokasi waktu 20 menit)
1.    Guru memberikan penguatan dan simpulan berdasarkan simulasi yang telah dilakukan.
2.    Guru memberikan apresiasi terhadap peran yang dilakukan oleh siswa.
3.    Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
4.    Guru melakukan atau memberikan evaluasi terhadap capaian hasil yang dilakukan oleh siswa.
5.    Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk mencoba membuat teks berita dengan bahan  berita yang ada di sekeliling mereka.
Keterangan, pada tahapan awal pembelajaran menggunakan metode Tanya jawab dan ceramah.
Pada inti pembelajaran menggunakan metode simulasi, inkuiri dan ceramah.
Pada penutup pembelajaran menggunakan metode Tanya jawab, ceramah dan inkuiri.
K.    Penilaian
1.      Instrumen Soal
Buatlah teks berita sesuai dengan kejadian atau peran yang telah ditentukan!
2.      Penilaian
a.    Tes awal : penilaian dimulai ketika saat apersepsi, guru melihat tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan Tanya jawab dan menilainya.
b.    Tes ketika proses berlangsung : menilai tingkat keseriusan siswa dalam melaksanakan proses simulasi, guru menilai peran siswa saat melakukan perannya, sesuai atau tidak.
c.    Tes akhir : guru menilai luaran yang berupa teks berita sederhana yang elah dibuat oleh siswa, penilaian disesuaikan dengan rambu-rambu unsur dalam penyajian berita (5W+1H).
Rubrik penilaian
No.
Unsur dalam berita dan kesesuaiannya dalam kerja siswa.
Skor
1.
Apa
10
2.
Dimana
10
3.
Kenapa
10
4.
Siapa
10
5.
Kapan
10
6.
Bagaimana
10

Nilai Akhir : JUMLAH
                                                                            6



Daftar Pustaka

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat.2012. Jurnalistik : Teori dan Praktik. Bandung : Rosda.

Suwandi, Sarwiji dan Sutarmo.2008. Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku 2 Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Pusbuk Depdiknas.
Harningsih, Dwi.2008. Buku Sekolah Elektronik Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Pusbuk Depdiknas.
Express Edisi X Tahun 2012).