Sabtu, 20 Februari 2016

Hakikat, Sifat, dan Rumusan Penelitian

1. Hakikat Penelitian Ilmiah

a.       Penelitian ilmiah pada hakikatnya adalah pencerminan perwujudan metode ilmiah, Jujun Surtasumartri (1986:21), artinya memecahkan masalah atas dasar berfikir rasional dan berfikir empiris.
b.      Penelitian ilmiah, seperti yang dinyatakan oleh Kerlinger (1993) adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antar gejala alam.
c.       Penelitian merupakan penelaah yang terkendali, sebab terkandung dua hal, yakni (a) adanya logika proses berfikir yang dinyatakan secara eksplisit dan (b) adanya informasi yang dikumpulkan secara empiris dan sistematis. logika berfikir dinyatakan eksplisit, nampak dalam prosesnya menempuh langkah-langkah yang sistematis, Nana Sudjana (2009:3).
d.      Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecah (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha peecahan masalah yang lebih besar, Azwar (2009: 11).
e.       Menurut Sugiyono, Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan tujuan dan kegunaan tertentu.
f.       Depdiknas RI : Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.

Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ilmiah adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian dilaukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
2. Sifat Penelitian dan Merumuskan Masalah Penelitian

Sifat Penelitian
a.       Bersifat kritis, analistis, artinya menunjukan adannya proses yang tepat untuk megidentifikasi masalah dan menentukan untuk pemecaha masalah.
b.      Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
c.       Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
d.      Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
e.       Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai berdasarkan pada fakta di lapangan.
Merumuskan masalah penelitian.
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apayang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu keilmupengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Rumusan masalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Jenis-jenis rumusan masalah menurut Sugiyono (2009: 35), sebagai berikut.
a.       Rumusan masalah deskriptif
Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baru hanya pada satu variabel/ lebih (Variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hub variabel dengan varibel yang lain.
b.      Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel/ lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.
c.       Rumusan masalah Assosiatif
Rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih terdapat tiga bentuk hubungan yaitu semetris, klausa, dan interaktif/resiprocal/ timbal balik.
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. 
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Perumusan masalah memiliki fungsi yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang relevan dan data yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.



0 komentar: